Skip to main content
Berita Satuan

Solusi Tolikara : Presiden Perintahkan Penanganan Komprehensif

Dibaca: 381 Oleh 23 Jul 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Pena­nganan komprehensif atas insi­den kerusuhan di Tolikara, Pa­pua, ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet ter­batas di Istana Negara, Jakarta, Rabu tanggal 22 Juli 2015. Penanganan itu me­liputi penindakan hukum terha­dap pelaku, rehabilitasi bangun­an rusak, dan menjalin. dialog dengan tokoh-tokoh di Papua.

Hal itu disampaikan anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki seusai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Jokowi itu digelar sesaat setelah acara halalbihalal Presiden dengan pimpinan lembaga negara dan para menteri. Rapat dihadiri Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala BIN Sutiyoso, Mendagri Tjahjo Kumolo, dan Menag Lukman Hakim Saifuddin.

Terkait  penegakan  hukum, Badrodin menyatakan, kepolisi­an telah memeriksa 31 saksi. Sa­ya belum bisa katakan detailnya, tunggu saja setelah para tersang­ka kami tetapkan, katanya.

Setelah lima saksi ini diperiksa tanggal 22 Juli 2015, akan ditetapkan ter­sangkanya. Ada sekitar empat ca­lon tersangka, ujar Badrodin se­usai menghadiri peringatan Hari Bakti Adhyaksa di Kejaksaan Agung. Ia menambahkan, situasi di lokasi kejadian telah kondusif. Saat ini, puing sisa insiden telah dibersihkan dan puluhan, kios terbakar sedang dibangun kembali. Rumah ibadah yang juga terbakar juga tengah dibangun.

Baca juga:  Dermaga Biru, Prajurit Cakra Tingkatkan Ekonomi Warga Papua

Di tempat  yang  sama,  Kepala  BIN  Sutiyoso  mengapresiasi ki­nerja kepolisian  dalam  mena­ngani  kasus tersebut.  Dalam ka­sus itu, kata Sutiyoso, auktor in­telektualnya harus ditemukan.

Menag Lukman Hakim juga menyatakan, Presiden menekankan, kita bangsa yang be­ragama, dan Tanah Air dibangun dengan kebersamaan. Karena itu, perbedaan dan keberagaman ja­ngan sampai mengoyak keber­samaan dan persatuan kita se­mua. Itulah kenapa Presiden da­lam waktu yang segera akan mengundang tokoh-tokoh, pim­pinan majelis keagamaan lintas agama untuk mengingatkan kembali setiap umat agama agar esensi kebersamaan itu yang di­kedepankan, katanya.

Konflik

Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama sejumlah orga­nisasi massa Islam mendesak pe­merintah mewaspadai dan men­cegah teror terhadap umat Islam ataupun umat agama lainnya. Potensi konflik betapa pun kecil  harus  dihilangkan.  Harus dian­tisipasi. Jangan membiarkan po­tensi konflik itu. Bisa saja asalnya (konflik) masalah sosial, masalah ekonomi. Yang berbahaya kalau ditarik ke persoalan agama, men­jadi konflik agama, seperti terjadi di beberapa daerah, kata Wakil Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin di Kantor MUI, Jakarta.

Baca juga:  Panglima TNI: Tambahan Anggaran TNI untuk Organisasi Baru

Dari Karubaga, warga memin­ta kepolisian profesional dalam penanganan kasus tersebut. Obama Tabo, keluarga dari korban Lenis Wanimbo yang te­was dalam insiden itu, menga­takan, polisi harus mengusut ka­sus ini secara tuntas dan trans­paran. Kapolres Tolikara Ajun Komisaris Besar Soeroso menya­takan, pihaknya tetap serius da­lam mengungkap seluruh oknum yang terlibat dalam insiden itu.

Sementara itu, di beberapa da­erah, perwakilan dari berbagai agama  menggelar  ikrar  damai dan  mengimbau  agar tidak ter­provokasi insiden di Tolikara. (Sumber: HU Kompas)

 

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel