
Pada Triwulan I Tahun Anggaran 2014 Dittopad memprogramkan kegiatan penataran pembuatan peta tematik daerah latihan bagi Satuan Topografi Angkatan Darat. Kegiatan penataran dimulai pada tanggal 18 Maret 2014 dan rencananya berlangsung selama 15 hari hingga tanggal 8 April 2014 bertempat di Madittopad, Jalan Kalibaru Timur V No. 47 Jakarta Pusat.
Penataran pembuatan peta tematik daerah latihan diikuti oleh 34 peserta atau petatar berpangkat golongan Pama Ctp dan atau Bintara dari jajaran Topdam, Pusdiktop Kodiklat TNI AD dan internal Dittopad sendiri.
Tujuan penataran adalah untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada para Petatar/Peserta sehingga paham dan mampu melaksanakan pembuatan peta tematik daerah latihan dalam rangka mendukung kebutuhan satuan pengguna.
Sasarannya yaitu terwujudnya kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak dalam pelaksanaan pembuatan peta tematik daerah latihan dalam rangka mendukung kebutuhan satuan pengguna, baik itu tugas-tugas OMP maupun OMSP.
Menurut Kasubditbincab Dittopad, Kolonel Ctp Drs. Ibnu Fatah, MSc., selaku Komandan Penataran, kegiatan penataran ini didesain untuk membekali para peserta atau petatar tentang pengetahuan dan keterampilan teknis dari sejak pemotretan udara dengan pesawat tanpa awak (UAV – Unmanned Aerial Vehicle), pengolahan data foto udara hasil Pemora hingga pembuatan peta daerah latihan secara digital. Jika peta daerah latihan yang lama sudah ada, maka sifatnya berupa revisi.
Kemajuan teknologi Pemora digital dan pembuatan pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle-UAV) dewasa ini telah memungkinkan satuan Topografi untuk kembali menggeluti kemampuan teknis ini. Diakui untuk beberapa waktu yang lalu, kemampuan tersebut mengalami penurunan karena dukungan anggaran negara yang sangat terbatas. Kegiatan Pemora dalam rangka survei pemetaan memang membutuhkan biaya sangat besar. Oleh sebab itu, upaya pemanfaatan teknologi Pemora Digital dengan menggunakan UAV perlu dicoba dan diterapkan semasih dukungan anggaran dari negara masih sangat terbatas.
Sebagaimana diketahui, teknologi Pemora digital dengan UAV saat ini berkembang luas disebabkan beberapa aspek keunggulan dibanding Pemora konvensional, antara lain lebih murah karena tidak perlu sewa pesawat terbang dan belanja avtur. Lebih fleksibel karena tidak memerlukan landasan terbang yang luas dan cakupan daerahnya dapat disesuaikan dengan type UAV-nya. Selain itu, praktis karena dapat dibawa dan diterbangkan di medan yang bervariasi.
Lebih lanjut, Kasubditbincab Dittopad menyatakan bahwa sejalan dengan agenda transformasi dukungan Topografi saat ini dan ke depan, Topografi sebagai bagian dari TNI AD perlu melaksanakan terobosan-terobosan dalam rangka peningkatan kemampuan memberikan dukungan teknis Topografi, baik untuk tugas-tugas pertempuran maupun tugas-tugas pembinaan teritorial TNI AD. Untuk itu, Petatar/Peserta penataran selain dari internal Dittopad, sengaja diambil dari personel satuan jajaran Topdam dan Pusdiktop Kodiklat TNI AD.
Ke depan, satuan jajaran Topdam merupakan ujung tombak dan pelaksana utama fungsi teknis Topografi, dengan kemampuan survei pemetaan yang mandiri dan utuh. Topdam diharapkan tidak hanya sebatas merevisi peta, namun harus mampu melaksanakan pembuatan peta, dari sejak Pemora, pengolahan data/foto udara hingga pencetakannya.
Sedangkan bagi satuan Pusdiktop Kodiklat TNI AD, harus mampu menjadi pusat keunggulan (center of excellency) yang bertanggungjawab melatih dan mendidik personel Topad. Sehingga Pusdiktop Kodiklat TNI AD pun dituntut menguasai teknologi Pemora Digital dengan menggunakan UAV, dan mampu mentransfer kemampuan tersebut kepada peserta didiknya sebagai bagian dari proses pembelajaran secara formal di lembaga pendidikan, khususnya tentang pembuatan peta tematik daerah latihan.
Dalam amanat upacara penutupan penataran, Dirtopad yang diwakili Wadirtopad, Kolonel Ctp Ir. Asep Edi Rosidin, MDA menyatakan bahwa sejalan dengan agenda transformasi dukungan Topografi saat ini dan ke depan, satuan jajaran Topdam harus mampu menjadi ujung tombak dan pelaksana utama fungsi teknis Topografi. Sehingga Topdam harus memiliki kemampuan survei pemetaan yang utuh dan mandiri, termasuk di antaranya adalah kemampuan Pemora (Pemotretan udara) dengan pesawat UAV. Topdam diharapkan tidak hanya sebatas merevisi peta, namun sudah harus naik peringkat, mampu melaksanakan pembuatan peta, dari sejak Pemora, pengolahan data/foto udara hingga pencetakannya.
Sementara bagi Pusdiktop Kodiklat TNI AD, kita telah bertekad menjadikan Pusdiktop sebagai pusat keunggulan (center of excellency) kemampuan teknis Topografi, dimana tanggungjawab untuk melatih dan mendidik personel Topad diberikan. Untuk itu secara bertahap, pembangunan Fasdik, peningkatan kemampuan Gadik, pemenuhan Alins dan Alongins, serta komponen pendidikan lainnya perlu menjadi perhatian kita semua. Pelibatan personel Pusdiktop Kodiklat TNI AD dalam kegiatan penataran ini serta upaya melengkapi Alins dan Alongins berupa pesawat UAV untuk Pemora menjadi bagian dari upaya tersebut.
Mengakhiri amanatnya, Dirtopad berharap agar para peserta atau petatar dapat terus menjalin komunikasi dan koordinasi secara berlanjut dengan Dittopad selaku Pembina LKT, antar anggota Topdam dan dengan Pusdiktop Kodiklat TNI AD dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kemampuan dukungan teknis Topografi kepada satuan pengguna, baik untuk kepentingan operasi, latihan, maupun pendidikan. Gunakan pendekatan “Learning by doing” dengan terus memelihara dan mengembangkan budaya belajar dan berlatih di satuan, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh meningkat sejalan dengan jam terbang yang semakin tinggi.