Skip to main content
Kodam III/Siliwangi

Kasdam III/Slw Jadi Nara Sumber Diskusi Panel New Normal Jaga Alam dan Lingkungan Tetap Lestari

Dibaca: 536 Oleh 30 Jun 2020Tidak ada komentar
Kasdam III/Slw Jadi Nara Sumber Diskusi Panel New Normal Jaga Alam dan Lingkungan Tetap Lestari
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA, tniad.mil.id, – Kepala Staf Kodam (Kasdam) III/Slw Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, menjadi nara sumber pada diskusi panel bertajuk New Normal Jaga Alam dan Lingkungan Tetap Asri, yang digelar di Posko Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Kota Cimahi.

Hal tersebut dikatakan Kapendam III/Slw Kolonel Inf FX. Sri Wellyanto Kasih, dalam rilis tertulisnya di Bandung, Selasa (30/6/2020).

Dikatakannya, dalam diskusi panel yang berlangsung pada Senin (29/6/2020) itu, selain Kasdam III/Slw juga hadir para nara sumber lainnya antara lain Kadis LH Pemkot Cimahi, Rektor Unpas, Furik 1 Unjani, dan dr. Ekki yang juga penggiat lingkungan.

Kasdam III/Slw Jadi Nara Sumber Diskusi Panel New Normal Jaga Alam dan Lingkungan Tetap Lestari

 

“Sedangkan peserta diskusi ini dari para Dansektor Satgas Citarum Harum, instansi, akademisi, pengusaha, dan perwakilan masyarakat,” kata Wellyanto.

Saat menyampaikan paparannya, Kasdam III/ Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengatakan bahwa diskusi panel ini menjadi tempat dalam membangun satu pandangan yang berbeda-beda menjadi sama untuk pemanfaatan.

“Secara insfrastruktur jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya nilai manfaat ini perlu kita kejar dengan beberapa pendekatan metode di antaranya pendidikan akademisi, swasta, pemerintahan, dan semua komponen harus aktif dan segera harus bisa mewujudkan nilai hasil,” ucap Kunto.

Baca juga:  Alami Stroke, Nenek Lampot Dievakuasi Satgas Pamtas Yonif 641/Bru

Selanjutnya Kasdam III/Siliwangi berharap agar para akademisi bisa menjadi tempat untuk hasil akhirnya, dimana nilai hasil itu dapat dimanfaatkan langsung.

Kasdam III/Slw Jadi Nara Sumber Diskusi Panel New Normal Jaga Alam dan Lingkungan Tetap Lestari

 

“Selama ini mungkin nilai manfaat tersebut dari hasil teknologi luar, sehingga mengurangi nilai kepercayaan sesama kita sendiri,” ujarnya.

Menurut Kasdam III/Slw, bahwa dalam membangun simbosis mutualisme diperlukan gebrakan, adanya jaminan, yang apabila berlangsung dan bertahan harus diikuti kesepakatan nilai sosial budaya.

“Membangun semangat masyarakat bersama itu harus ada yang dilisensikan. Kedua harus ada yang menjamin, dan yang ketiga berkelanjutan,” kata Kunto.

“Kalau di militer itu ada pembinaan geografi, bagaimana aspek geografi itu menjadi nilai keuntungan bukan menjadi nilai kerugian,” pungkasnya. (Dispenad)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel