Keberhasilan suatu proses pembangunan TNI tidak dapat dilepas adanya keterlibatan dari segenap prajurit TNI, baik sebagai kesatuan sistem maupun sebagai individu yang merupakan bagian integral yang sangat penting dalam proses dinamika pembangunan TNI, karena secara prinsip pembangunan tersebut diarahkan guna mewujudkan prajurit yang profesional, militan, solid dan dicintai rakyat.
Dengan demikian, berhasil tidaknya pembangunan TNI bukan hanya tanggung jawab pimpinan TNI tetapi juga ditangan segenap prajurit TNI. Oleh karena itu kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum, norma-norma keprajuritan dan disiplin merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan TNI.
Hal tersebut ditandaskan Panglima TNI Jenderal TNI Dr.Moeldoko dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Pangdam VII/Wrb Mayjen TNI Bachtiar, S.IP, M.AP pada upacara gelar Operasi Penegakan Ketertiban dan Yustisi tahun 2015 di lapangan Karebosi Makassar (8/1)
Dikatakan, dalam realita kehidupan bermasyarakat seringkali penerapan hukum, norma dan disiplin tidak efektif sehingga wacana ini menjadi perbincangan menarik untuk dibahas dalam perspektif efektivitas hukum. Artinya, benarkah hukum dan disiplin yang tidak efektif atau pelaksana hukumkah sesungguhnya yang berperan untuk mengefektifkan hukum tersebut.
Menurut Panglima TNI, persoalan efektivitas hukum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan persoalan penerapan, pelaksanaan dan penegakan hukum baik dilingkungan TNI maupun dalam masyarakat demi tercapainya tujuan hukum, artinya hukum benar-benar berlaku secara filosofis, juridis dan sosiologis. Untuk itu Panglima TNI berharap, Ops gaktib dan Yustisi tahun 2015 harus dikembangkan kearah peningkatan kapasitas petugas dan subyek hukum melalui upaya pencegahan pelanggaran hukum.
Secara Substansial, penegakan hukum atau penyelenggaraan hukum baik hukum positif, tata tertib maupun disiplin pada hakekatnya bukan hanya mencakup “Law Enforcement” semata namun juga “Peace Maintenance” karena penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses penyerasian antara nilai kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian, keamanan dan ketertiban. Sementara pada sisi lain, berfungsinya hukum, tata tertib dan disiplin akan sangat ditentukan oleh mentalitas atau kepribadian dari petugas penegak hukum itu sendiri, imbuhnya.
Sehubungan dengan hal itu, kegiatan yang dilaksanakan dalam gelar Ops Gaktib dan Yustisi 2015 antara lain Sandi Operasi Gaktib, Waspada Wira Badik TA.2015, Sandi operasi Yustisi Citra Wira Badik TA 2015, dan Upacara melibatkan peserta dari, Pamen 1 SST, Pama 1 SST, Kowad 1 SST, Provost Disjan 2 SST, Provost 1 SST, Yonif 700/R 1 SST, Yonkav 10/Serbu 2 SST, Yonarmed 6-76/Tarik 2 SST, Yonzpur 8/SMG 1 SST, Yonarhanudse 16/Maleo 1 SST, Pomal 1 SST, Pom AU 1 SST, Pomad 1 SST dan Pomad 1 SSK, Satwal (Anjing Pelacak 6 ekor), Kendaraan Roda 4 : 4 Unit, dan Kendaraan Roda 2 : 4 Unit.
Demikian juga dengan Sasaran Ops Gaktib antara lain, memantapkan hasil operasi pada tahap I, anggota TNI AD yang terlibat penyalahgunaan senjata api dan bahan peledak, anggota TNI AD yang terlibat pengguna, backing penjualan Narkoba dan Psikotropika, anggota TNI AD yang menjadi backing dalam perjudian dan curanmor, anggota TNI AD yang terlibat perdagangan minuman keras, anggota TNI AD yang terlibat pelanggaran ekonomi/korupsi, dan Sasaran penajaman penekanan jumlah kecelakaan lalu lintas.
Sasaran Ops Yustisi, melaksanakan penyidikan kasus-kasus yang ditangani secara langsung maupun pelimpahan, memprioritaskan percepatan pelaksanaan penyidikan kasus-kasus yang menonjol, dan melimpahkan berkas perkara (BP) yang telah diselesaikan kepada Papera dan Otmil/Otmilti.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kasdam VII/Wirabuana Brigjen TNI Rukman Ahmad, S.IP.,M.AP., para Pangkotama, Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji, SH.,M.H, para Komandan satuan dan Kabalak Kodam VII/Wirabuana.