Oleh : Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo
(Danrem 032 Wirabraja)
Tahun 1945 silam, tepatnya dari tanggal 12 – 15 Desember, meletus perang besar antara pasukan TKR Indonesia dengan pasukan sekutu. Sasarannya adalah merebut Ambarawa, daerah di Jawa Tengah. Perang heroik ini dipimpin oleh Jenderal Soedirman sekaligus menunjukkan kekuatan tentara Indonesia yang tak mau mengalah dari kekuatan besar Sekutu. Dengan segala keterbatasan, Ambarawa berhasil direbut yang kemudian terkenal dengan sebutan Palagan Ambarawa. Peristiwa bersejarah inilah yang kemudian dikenal sebagai Hari Infanteri TNI AD dan kemudian diganti dengan sebutan Hari Juang Kartika, dan sekarang menjadi Hari Juang TNI AD. Sejatinya juga inilah hari bersejarah yang dinobatkan sebagai bukti kiprah TNI AD dalam perjuangan negara ini.
Kini, 74 tahun sudah peristiwa itu terjadi. Setiap tahun selalu diperingati, khususnya kalangan TNI AD, bentuk sikap untuk tidak pernah melupakan sejarah. Tetapi peringatan tidak cukup hanya seremonial, tidak cukup hanya bernostalgia ke masa lalu. Berulang tahun harusnya diimbangi dengan pengetahuan apa yang sudah dan apa yang harus diperbuat di masa datang, khususnya dalam kehidupan bernegara.
Pada saat ini, kehidupan sudah berubah. Iklim bernegara sudah berganti. Perjuangan bersenjata yang dulu gencar dilakukan, sudah tidak terlihat terlalu relevan lagi secara nyata. Paradigma tentara, khsususnya TNI AD juga mulai bergeser. Dulu kekuatan tempur yang jadi andalan, sekarang pembinaan teritorial yang jadi prioritas. Apapun itu, TNI AD tetap jadi kekuatan penting di negara ini, komponen utama bagi pertahanan Indonesia.