Skip to main content
Artikel

Mengisi Ruang Kosong, Refleksi di Hari Juang TNI AD

Dibaca: 292 Oleh 14 Des 2019April 8th, 2020Tidak ada komentar
Mengisi Ruang Kosong, Refleksi di Hari Juang TNI AD
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Mengacu pada peristiwa Palagan Ambarawa, banyak hal penting bisa diambil yang menjadi pedoman dalam aktifitas prajurit di era milineal ini.

Pertama, keterbatasan tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerah. Ini bukan ciri seorang infanteri dan prajurit TNI AD secara keseluruhan. Apapun situasi dan kondisinya, sumpah dan janji seorang prajurit harus dipegang teguh, misi harus tercapai.

Kedua, kecintaan pada Merah Putih, Pancasila, NKRI adalah segala-galanya. Itu doktrin yang tak bisa ditawar-tawar. Jika dulu jiwa dan raga dipertaruhkan, rela berkorban, sekarang hakekatnya juga sama. Menjaga NKRI tak mudah, karena ibarat wanita cantik, selalu banyak godaan dan trik musuh untuk mempersuntingnya. Konsisten dan komitmen dengan janji prajurit adalah hal utama. NKRI tidak lagi dihancurkan dengan kekuatan perang konvensional, tetapi dilemahkan dengan mengaburkan kecintaan warganya pada Pancasila dan Merah Putih. Prajurit harus sadar itu, bukan justru ikut-ikutan latah dengan kecenderungan publik.

Ketiga, memahami dan meyakini makna berdaulat secara penuh. Berdaulat bukan semata-mata hanya hapal Pancasila atau tahu dengan batas negara. Berdaulat artinya ada kemandirian bersama. Mandiri mengelola sistem pertahanan dan keamanan negara ini.  Bagi tentara, mandiri disini identik dengan kemampuan untuk memanfaatkan seluruh potensi yang ada, tanpa harus buru-buru menggantungkan diri pada negara lain. Tidak bernafas keluar badan, begitu ungkapan orang Minangkabau, yang menegaskan bahwa kita mampu dan kita harus manfaatkan kekuatan itu. Berdaulat dan mandiri adalah dua sisi mata uang, yang kemudian menyatu dengan aspek pertama, tak pernah mengeluh.

Baca juga:  Bu Hetty: "Nama Bonekanya Om Andika.." | BULETIN TNI AD  

Keempat,  saat Palagan Ambarawa, yang dimiliki TKR hanyalah semangat membara, tanpa dukungan alutsista yang memadai. Namun semua bisa menjadi kekuatan besar. Kunci penting adalah inovasi, kreatifitas dan totalitas. Gagasan ini yang harus dimiliki seluruh prajurit, khususnya internal AD. Inovasi bisa dilakukan oleh siapa saja. Prinsipnya adalah tidak pernah puas dengan apa  yang ada, selalu berusaha mencari sesuatu perubahan baru. Prajurit semestinya memegang ini, yaitu bersama-sama masyarakat menciptakan inovasi teknologi yang berguna bagi kepentingan orang banyak.

Kelima, penting dipahami bahwa sekarang yang dihadapi nyata adalah peperangan cyber dan perang tanpa senjata. Sandarannya adalah TI. Seluruh unsur TNI AD, mulai dari Bintara, Tamtama, maupun Perwira harus melek terhadap ini. Oleh karena itu bijak dan cerdas dalam memanfaatkan TI harus dipahami betul. TI harusnya jadi senjata untuk melumpuhkan lawan dan melakukan serangan balik. Jangan melawan TI, tapi bersahabatlah dengannya dan jadikan ia senjata sekaligus alat utama.

Kegagalan dalam memanfaatkan TI hanya berdampak negatif bagi individu dan satuan. Jangan sampai TI justru jadi boomerang, senjata yang makan tuannya sendiri. Karena itu, jajaran TNI AD wajib melek media, paham fungsi, kekuatan, sekaligus ancamannya.

Baca juga:  Listrik Mandiri Tentara Rakyat Ende (LIMATERE) Merupakan Wujud Kepedulian Kodim 1602/Ende Terhadap Kesulitan Rakyat Ende

Keenam, sejak masa Jenderal Soedirman dulu hingga sekarang, satu hal yang tak boleh berubah adalah kesatuan dengan rakyat. Tentara rakyat adalah slogan yang harus tertanam secara kuat. Kondisi rakyat mungkin berubah, dan jajaran TNI AD harus menyesuaikan diri dengannya. Karena itu, kreatifitas dan inovasi terkait dengan persoalan-persoalan kekinian di masyarakat, wajib dipahami. Kalau sekarang rakyat terbentur pada masalah teknologi pertanian, TNI AD harus bisa hadir sebagai inovator. Jika bencana selalu menghantui, maka prajurit harus jadi garda terdepan memberikan rasa nyaman dan aman. Semua adalah dalam rangka menjalin kebersamaan dan keterikatan kuat dengan basisnya. Sishanta ada dalam posisi ini, karena itu pembinaan teritorial harus dikedepankan.

Selanjutnya >

Laman: 1 2 3

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel