Skip to main content
Artikel

Mengisi Ruang Kosong, Refleksi di Hari Juang TNI AD

Dibaca: 293 Oleh 14 Des 2019April 8th, 2020Tidak ada komentar
Mengisi Ruang Kosong, Refleksi di Hari Juang TNI AD
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Sementara itu, secara global, persoalan menonjol saat ini adalah derasnya desakan dan rongrongan arus liberalisme di semua sisi. Jika dulu ada perseteruan kuat antara paham sosialisme dan kapitalisme, maka kekuatan besar sekarang adalah sisi kapitalisme yang didorong oleh kuatnya rongrongan liberalisme. Paham ini terus masuk dengan berbagai metode yang menggunakan TI sebagai senjata dan titiannya. Yang digerus adalah sisi ke Indonesiaan, pelan tapi pasti itu terus didesak dan mengikuti alurnya.

Konkrit dari paham ini adalah menguatnya aspek individualistis di kalangan masyarakat, sementara keguyuban dan kebersamaan mulai mengendor. Ini ancaman mendasar. Saat masyarakat lebih mengutamakan kepentingan pribadi ketimbang keserasian sosial bersama warga lain, disitulah kekuatan sudah hilang. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, maka kondisi tercerai berai inilah yang tampak nyata.

Bagi TNI AD, ini harus dilawan, bukan lagi diwaspadai, karena ia sudah menyerang. Jalinan sosial di masyarakat sudah menjadi ruang-ruang kosong. Kita yakin ruang itu masih ada, modal sosial masih kuat, tetapi  tak lagi terisi dan berganti dengan ruang baru yang sebenarnya melemahkan. Masyarakat sudah masuk ke ruang baru yang isinya adalah individu-individu yang tak lagi saling percaya, semua berjalan sendiri-sendiri. Sekilas itu tampak seperti kekuatan, padahal ia ibarat buih-buih di lautan yang tercerai berai. Disini, TNI AD harus mengambil tindakan, mengisi kembali ruang kosong, membangun lagi ikatan sosial yang masih bisa diselamatkan.

Baca juga:  Indonesia Waspada Virus Zika

Perseteruan yang dipicu oleh kepentingan politik sesaat, nafsu politik individu, ternyata mampu membelah-belah ikatan sosial. Sifat kesukuan ditonjolkan, asal usul daerah jadi pedoman, bahkan silsilah keluarga ikut dibahas. Semua hanya untuk kepentingan sesaat untuk memuaskan syahwat politik belaka. Politik inipun bukan lagi untuk kebersamaan tapi jalinan kepentingan belaka. Berlindung dibalik paham demokrasi dan otonomi daerah, bibit perpecahan dengan menonjolkan identitas masing-masing terus ditanamkan. Maka, rasa saling percaya diantara anak bangsa, menjadi kain tipis yang telah robek diberbagai sisi. Post Truth istilah sekarang, kebenaran yang semu dan tergantung siapa yang mampu menggalang opini tentang kebenaran itu.

Pada posisi inilah, TNI AD dengan seluruh jajaran dan kekuatannya, harus mampu merajut dan membina kembali modal sosial tersebut. Masih ada ruang-ruang kosong yang dulu begitu digjaya, dan itulah yang harus diisi. Filososif tentara rakyat dengan doktrin rakyat adalah komponen strategis, serta modal sosial menjadi senjata pamungkas, sebenarnya mampu membangun itu. Kuatkanlah pembinaan teritorial, menyatulah pada semua komponen, berbaurlah dengan rakyat, jangan memihak apalagi partisan, adalah kunci terpenting. Semua adalah untuk bangsa, bukan untuk TNI AD semata. Hari Juang TNI AD setiap tahun, semestinya bisa menjadi pengingat untuk kembali pada semangat tersebut.

Baca juga:  Helikopter Canggih AH-64E Apache Guardian Perkuat TNI AD

Laman: 1 2 3

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel