Skip to main content
Kodam II/Sriwijaya

Pangdam II/Sriwijaya Pimpin Rakor Optimalisasi Lahan Rawa di Kabupaten Banyuasin

Dibaca: 27 Oleh 24 Nov 2021Tidak ada komentar
Pangdam II/Sriwijaya Pimpin Rakor Optimalisasi Lahan Rawa di Kabupaten Banyuasin
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA, tniad.mil.id- Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Agus Suhardi, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Optimasi Lahan Rawa di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan TA 2021, bertempat di Ruang Gatot Subroto Makodam II/Swj Jalan Jenderal Sudirman KM 2,5 Palembang, Rabu (24/11/2021).

Rapat tersebut, turut dihadiri oleh Aster Kasdam II/Swj Kolonel Arh Fithrizal Setiawan, S.Sos, MSc, Kadistan Provinsi Sumsel Dr. Ir. R. Bambang Pramono M.Si, Kabid PSP Prov. Sumsel, Kepala Pertanian Kabupaten Banyuasin, Kadistan Tanaman Pangan Holtikultura Kabupaten Banyuasin dan Kepala Tim Konsulat Pengawas.

Pangdam II/Swj Mayjen TNI Agus Suhardi dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan semoga pekerjaan untuk mengoptimalisasi lahan rawa ini sampai kedepannya dapat berjalan dengan baik.

Pangdam II/Sriwijaya Pimpin Rakor Optimalisasi Lahan Rawa di Kabupaten Banyuasin

“Mudah-mudahan kendala-kendala yang dilaksanakan nanti dapat kita eliminir sekecil-kecilnya, sehingga kedepannya kita dapat memiliki banyak wadah. Dan progres-progres berjalan dengan baik, ” harap Pangdam.

Sementara itu, Aster Kasdam II/Swj Kolonel Arh Fithrizal Setiawan memaparkan bahwa, secara umum pekerjaan optimasi lahan rawa yang dilaksanakan terkendala oleh faktor alam (curah hujan tinggi), apabila dilihat dari sisa waktu yang ada sehingga perlu diadakan adendum kontrak tentang penambahan waktu.

Baca juga:  Dandim Bangka Pimpin Langsung Penambangan Liar

Selanjutnya, terdapat dua lokasi yaitu Desa Tebing Abang, warga meminta ganti rugi dan Desa Rantau Harapan yang terkendala oleh warga tidak setuju, sehingga perlu adanya penyelesaian terkait perizinan lokasi tersebut.

Pangdam II/Sriwijaya Pimpin Rakor Optimalisasi Lahan Rawa di Kabupaten Banyuasin

Kemudian, sambung Aster, terdapat tiga lokasi (820 Ha) tidak memungkinkan untuk dikerjakan yaitu, Desa Kemang Bejalu, Penandingan dan Semuntul yang terkendala oleh faktor alam (curah hujan tinggi), menurut keterangan dari Kades dan warga setempat bahwa, air akan surut hingga bulan Juni sampai Agustus. Sehingga pekerjaan hanya dapat dilaksanakan pada rentan waktu tersebut dan membutuhkan adendum kontrak tentang penambahan waktu sampai tahun depan.

“Lokasi yang masih memungkinkan untuk dikerjakan, akan diupayakan dengan penambahan alat sedangkan lokasi yang berat untuk dikerjakan akan diupayakan skala prioritas (pengadaan pompa, dan lain-lain), ” urai Kolonel Arh Fithrizal. (Dispenad)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel