Skip to main content
Berita Satuan

Panglima TNI : Peran Resimen Mahasiswa Penting Dalam Menghadapi Ancaman

Dibaca: 211 Oleh 04 Des 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Peran Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) sebagai kelompok intelektual muda merupakan generasi penerus yang sangat penting dalam menghadapi segala bentuk ancaman.

Demikian amanat tertulis Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dibacakan Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.PA.., M.BA., pada acara pelantikan pengurus periode 2016 – 2021 dan Rapat Kerja Nasional IARMI 2016, di Gedung Nusantara IV DPR RI, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12/2016).

Panglima TNI mengatakan, Resimen Mahasiswa (Menwa) mendapat pelatihan militer untuk dipersiapkan mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). “Anggota IARMI harus memiliki semangat kebangsaan untuk mempertahankan dan menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai,” ujarnya.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan, saat ini potensi ancaman bukan lagi datang dari serangan militer negara lain, melainkan kegiatan terorisme, gerakan separatis, dan aktivitas-aktivitas ilegal yang berkaitan dengan sumber daya alam yang bersifat multidimensi. “Ancaman tidak hanya berasal dari aksi aktor negara tetapi juga dari aksi aktor non negara,” katanya.

Baca juga:  Kasum TNI : Semua Petugas di Wilayah Perbatasan Jalankan Tugas Dengan Baik

Panglima TNI mengingatkan, karakter perang yang berkembang saat ini mengalami perubahan menjadi model peperangan non konvensional, non linear atau asimetris (asymetric warfare). “Perang asimetris yang bersifat multidimensi dapat berlangsung dalam berbagai sektor yang dipicu oleh aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, ideologi dan lainnya. Akumulasi dari aspek tersebut akan mempengaruhi intensitas dan derajat ancaman yang dihadapi,” ungkapnya.

“Pertahanan yang tangguh dari berbagai macam perang adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa, karena kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, namun juga merupakan simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, maupun kepentingan nasional,” ucap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Terkait Proxy War, Panglima TNI menjelaskan, saling adu kekuatan di antara dua belah pihak yang bermusuhan dengan menggunakan pihak ketiga berwujud LSM, Ormas, Kelompok Masyarakat atau Perorangan merupakan pihak yang tidak dikenal oleh siapapun, kecuali pihak yang mengendalikannya. “Oleh karena itu, seluruh komponen bangsa harus waspada terhadap pihak-pihak yang akan menghancurkan bangsa Indonesia,” tandasnya. (Puspen TNI)

Baca juga:  Perkokoh Sinergitas Empat Pimpinan TNI - POLRI Lampung Laksanakan Olahraga Bersama

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel