Praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan mempunyai semangat gotong royong. Demikian disampaikan dalam amanat Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dibacakan Komandan Sekolah Komando (Dansesko) TNI Letjen TNI Agus Sutomo. Pada acara Hari Dharma Karya Dhika yang disaksikan langsung melalui aplikasi Zoom seluruh Lapas di Indonesia. Kegiatan ini bertemakan “Sehari Bersama Mereka”, bertempat di Lapangan Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (9/10/2016).
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan kepada warga binaan Lapas Kelas I Cipinang bahwa, revolusi mental merupakan gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa yang menjadi Indonesia akan lebih maju, makmur dan baik serta pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Dengan ini bangsa kita akan bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap perilaku secara individu bagi warga negara Indonesia tanpa terkecuali siapapun, menjadi warga negara yang displin, taat kepada hukum, mempunyai perilaku yang positif dan produktif, mempunyai rasa toleransi kepada sesama dan selalu berbuat yang positif serta menghindari hal-hal yang negatif ataupun kontra produktif,” kata Panglima TNI.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menyampaikan bahwa, manusia dilahirkan dengan kondisi yang sama tetapi dengan berlakunya waktu diberikan dan fasilitas yang sama tetapi ditengah jalan ada perbedaan-perbedaan, padahal sebetulnya sudah jelas mana hal yang positif dan mana hal yang negatif. Oleh sebab itu, manusia harus pada posisi dan selalu berdiri tegak pada hal-hal yang positif.
“Sebagai mahkluk Allah SWT kita diciptakan sebagai mahkluk sosial, artinya kita harus selalu berinteraksi sosial dengan lingkungan kita, mari kita bangun interaksi sosial yang positif, hindari interaksi sosial yang negatif,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI memberikan sedikit ajakan atau motivasi yang diharapkan di kemudian hari masyarakat semua menjadi warga negara yang taat hukum, disiplin dan terus membangun persatuan dan kesatuan bangsa menuju Indonesia yang baik. “Ini adalah interkasi sosial yang positif tetapi ada interaksi sosial yang negatif seperti perkelahian, narkoba, pembunuhan, perampokan, itu yang merugikan diri sendiri, merugikan orang lain dan melemahkan sistem pertahanan negara,” imbuh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
“Mari bersama-sama dalam menghadapi kehidupan kita tidak boleh pesimis, pemudaran atau penurunan nilai-nilai kehidupan, dan melemahkan etos kerja serta militansinya berkurang, penurunan derajat disiplin dan tanggung jawab. Pada akhirnya berpikir pendek mencari jalan pintas yang melakukan hal-hal melanggar hukum atau merugikan orang lain atau dalam bahasa hukumnya adalah masuk ke wilayah kriminal,” tandas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Puspen TNI)