Skip to main content
Berita Satuan

Perebutan Energi Munculkan Ancaman Proxy War di Indonesia

Dibaca: 1831 Oleh 18 Jun 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Kepala Staf Ang­katan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali mengingatkan potensi ancam­an proxy war di Indonesia. Me­nurut dia, potensi tersebut meningkat seiring menipisnya persediaan energi hingga negara-negara besar mengalihkan per­hatian ke energi hayati yang se­bagian besar berada di negara khatulistiwa.

“Proxy war adalah perang di mana salah satu pihak menggu­nakan pihak ketiga. Di sinilah peran abdi negara sangat me­nentukan. Sebetulnya untuk mengalahkan proxy war negara kita sudah memiliki semuanya, yakni Pancasila dan semangat gotong royong,” ujar Gatot saat menggelar bincang-bincang KSAD dengan Pemprov DKI Ja­karta, Kodam Jaya, PoldaMetro Jaya, PemdaBekasi, Depok, dan Tangerang di Gedung Lemha­nas Jakarta kemarin.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Guber­nur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Pangdam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol TitoKarnavian.

Gatot memaparkan, per­tumbuhan penduduk di dunia berjalan dengan cepat. Berda­sarkan data yang diperoleh, penduduk di dunia pada 1800 hanya berjumlah 1 miliar. Ke­mudian 130 tahun kemudian bertambah 1 miliar. Hanya da­lam tempo 30 tahun, jumlah penduduk dunia sudah jadi 3 miliar dan 15 tahun kemudian sudah membengkak menjadi 4 miliar.

Baca juga:  SATGAS YONIF 751/R BERHASIL MENYERGAP KELOMPOK SIPIL BERSENJATA

“Selanjutnya, 12 tahun atau sekitar 2011 jumlahnya naik menjadi 7 miliar. Dari hasil penghitungan, diprediksi pada 2043 mendatang jumlah pen­duduk mencapai 12,3 miliar di mana 9,8 miliar berada di non ekuator,” katanya.

Pertambahan penduduk yang demikian pesat ternyata tidak dibarengi dengan keterse­diaan energi. Berdasarkan data OPEC, sisa cadangan energi tinggal 45 tahun lagi, sementa­ra konsumsi energi terus me­ningkat. Meski sudah adapene-muan energi terbarukan dari sumber hayati, itu pun belum maksimal. “Kalau dari seka­rang, maka tidak lama lagi atau sekitar 28 tahun lagi energi akan habis. Ini yang dihadapi anak cucu bangsa,” sebutnya.

Gatotmemprediksi, semakin menipisnya sumber energi dan belum ditemukan energi peng­ganti mendorong negara-negara kuat mencari sumber energi di negara-negara lain untuk me­menuhi kebutuhannya. Indonesia sebagai negara besar dengan garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada dengan kekaya­an laut yang banyak mendorong bangsa-bangsa asing untuk me­nguasai Indonesia.

“Saat ini sekitar 70% konflik di dunia berlatar belakang ener­gi. Perang yang tadinya karena energi minyak bumi akan ber­alih ke pangan, air sebagai sum­ber energi. Hanya wilayah-wila­yah ekuator seperti Indonesia, Afrika, dan Amerika Latin yangcocok untuk sumber energi ha­yati. Hanya inilah (tiga negara) yang memiliki sumber air dan pangan ke depan,” ucapnya.

Baca juga:  Anggota Satgas Yonarhanud 11/WBY Mengajak Masyarakat Dusun Aira Untuk Membuat Pagar SD Inpres Aira

Dia lantas menuturkan, ada beberapa cara yang digunakan untuk menguasai Indonesia, salah satunya melakukan proxy war seperti yang terjadi di se­jumlah negara di Timur Tengah. Sebab mereka menyadari tidak. mudah menguasai Indonesia secara langsung mengingat rak­yat bersama TNI akan solid me­lakukan perlawanan.

Melalui proxy war, penguasa­an terhadap Indonesia akan le­bih mudah mengingat proxy war dilakukan dari dalam, menyu­sup masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bemegara.

“Mulai dari pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial, perubahan budaya, adu domba TNI-Polri, pecah belah partai, tawuran, dan penyelun­dupan narkoba sudah bisa dira­sakan. Jika rakyat sudah lemah maka akan mudah menguasai­nya,” tutur dia.

Gatot mencontohkan, le­pasnya Timor Timor merupa­kan bentuk nyata dari proxy war karena adanya upaya pengua­saan kandungan minyak yang luar biasa di celah Timor yang dinamakan Greater Sunrise.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengapresiasi pertemuan ini. Pria yang akrab dengan sapaan Ahok ini berha­rap, kegiatan tersebut memberi­kan pemahaman secara kompre­hensif mengenai kondisi bangsa dan negara. “Saya minta semua pihak menjaga kekompakan. Se­bab kekompakan kita membuat orang yang mau mengacaukan Ibu Kota mikir, semoga kita selalu kompak dan Jakarta Baru segera terwujud,” ujarnya (Sumber: HU Seputar Indonesia)

Baca juga:  Kami Ada Untuk Warga, Karena Kami Bagian dari Mereka

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel