Skip to main content
Berita Satuan

Perebutan Energi Munculkan Ancaman Proxy War di Indonesia

Dibaca: 1829 Oleh 18 Jun 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Kepala Staf Ang­katan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali mengingatkan potensi ancam­an proxy war di Indonesia. Me­nurut dia, potensi tersebut meningkat seiring menipisnya persediaan energi hingga negara-negara besar mengalihkan per­hatian ke energi hayati yang se­bagian besar berada di negara khatulistiwa.

“Proxy war adalah perang di mana salah satu pihak menggu­nakan pihak ketiga. Di sinilah peran abdi negara sangat me­nentukan. Sebetulnya untuk mengalahkan proxy war negara kita sudah memiliki semuanya, yakni Pancasila dan semangat gotong royong,” ujar Gatot saat menggelar bincang-bincang KSAD dengan Pemprov DKI Ja­karta, Kodam Jaya, PoldaMetro Jaya, PemdaBekasi, Depok, dan Tangerang di Gedung Lemha­nas Jakarta kemarin.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Guber­nur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Pangdam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol TitoKarnavian.

Gatot memaparkan, per­tumbuhan penduduk di dunia berjalan dengan cepat. Berda­sarkan data yang diperoleh, penduduk di dunia pada 1800 hanya berjumlah 1 miliar. Ke­mudian 130 tahun kemudian bertambah 1 miliar. Hanya da­lam tempo 30 tahun, jumlah penduduk dunia sudah jadi 3 miliar dan 15 tahun kemudian sudah membengkak menjadi 4 miliar.

Baca juga:  Selama TMMD, Prajurit Akan Tinggal Bersama Warga

“Selanjutnya, 12 tahun atau sekitar 2011 jumlahnya naik menjadi 7 miliar. Dari hasil penghitungan, diprediksi pada 2043 mendatang jumlah pen­duduk mencapai 12,3 miliar di mana 9,8 miliar berada di non ekuator,” katanya.

Pertambahan penduduk yang demikian pesat ternyata tidak dibarengi dengan keterse­diaan energi. Berdasarkan data OPEC, sisa cadangan energi tinggal 45 tahun lagi, sementa­ra konsumsi energi terus me­ningkat. Meski sudah adapene-muan energi terbarukan dari sumber hayati, itu pun belum maksimal. “Kalau dari seka­rang, maka tidak lama lagi atau sekitar 28 tahun lagi energi akan habis. Ini yang dihadapi anak cucu bangsa,” sebutnya.

Gatotmemprediksi, semakin menipisnya sumber energi dan belum ditemukan energi peng­ganti mendorong negara-negara kuat mencari sumber energi di negara-negara lain untuk me­menuhi kebutuhannya. Indonesia sebagai negara besar dengan garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada dengan kekaya­an laut yang banyak mendorong bangsa-bangsa asing untuk me­nguasai Indonesia.

“Saat ini sekitar 70% konflik di dunia berlatar belakang ener­gi. Perang yang tadinya karena energi minyak bumi akan ber­alih ke pangan, air sebagai sum­ber energi. Hanya wilayah-wila­yah ekuator seperti Indonesia, Afrika, dan Amerika Latin yangcocok untuk sumber energi ha­yati. Hanya inilah (tiga negara) yang memiliki sumber air dan pangan ke depan,” ucapnya.

Baca juga:  Anggota Koramil 0804/01 Magetan Bersama Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Longsoran Tanah

Dia lantas menuturkan, ada beberapa cara yang digunakan untuk menguasai Indonesia, salah satunya melakukan proxy war seperti yang terjadi di se­jumlah negara di Timur Tengah. Sebab mereka menyadari tidak. mudah menguasai Indonesia secara langsung mengingat rak­yat bersama TNI akan solid me­lakukan perlawanan.

Melalui proxy war, penguasa­an terhadap Indonesia akan le­bih mudah mengingat proxy war dilakukan dari dalam, menyu­sup masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bemegara.

“Mulai dari pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial, perubahan budaya, adu domba TNI-Polri, pecah belah partai, tawuran, dan penyelun­dupan narkoba sudah bisa dira­sakan. Jika rakyat sudah lemah maka akan mudah menguasai­nya,” tutur dia.

Gatot mencontohkan, le­pasnya Timor Timor merupa­kan bentuk nyata dari proxy war karena adanya upaya pengua­saan kandungan minyak yang luar biasa di celah Timor yang dinamakan Greater Sunrise.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengapresiasi pertemuan ini. Pria yang akrab dengan sapaan Ahok ini berha­rap, kegiatan tersebut memberi­kan pemahaman secara kompre­hensif mengenai kondisi bangsa dan negara. “Saya minta semua pihak menjaga kekompakan. Se­bab kekompakan kita membuat orang yang mau mengacaukan Ibu Kota mikir, semoga kita selalu kompak dan Jakarta Baru segera terwujud,” ujarnya (Sumber: HU Seputar Indonesia)

Baca juga:  Komandan Sektor Barat Unamid Tinjau Batalyon Komposit TNI di Darfur

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel