Skip to main content
Kostrad

Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Raider 411/P Kostrad Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Bersama Warga Di Perbatasan

Dibaca: 21 Oleh 11 Jan 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat
Kostrad(11/1). Bertepatan pada tanggal 2 Rabiul Awal Tahun Gajah ataupun yang bertepatan dengan 20 Bulan april 571 Masehi, Muhammad SAW lahir di kota Makkah. Putra dari pasangan Abdullah dan Aminah lahir di Makkah, Sekitar 200 meter dari Masjidil Haram.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu dari masa sampai kemasa, di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) menjadi momentum bernilai yang kerap diperingati tiap tahunnya oleh segenap umat di belahan dunia dengan beraneka ragam tradisi masing-masing.
Begitu pula yang dilaksanakan oleh anggota Satgas pamtas RI-PNG Yonif Raider 411/Pandawa Kostrad bersama masyarakat yang mayoritas adalah para pedagang yang berasal dari berbagai daerah di nusantara ini yang berjualan di pasar batas skouw-wutung. Dimana tema dari kegiatan ini adalah Dengan semangat Maulid Nabi Muhammad SAW kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME sebagai landasan pokok dalam bekerja dan  membangun kerukunan hidup antar umat beragama demi kelangsungan hidup bersama. Dalam sambutan Dansatgas Yonif Raider 411/Pandawa yang diwakili oleh Pasiter Satgas letda Inf Nowo menyampaikan bahwa momen Maulud Nabi Muhammad SAW ini dapat kita jadikan sebagai sarana utk meneladani sifat-sifat dari Nabi Muhammad SAW salah satunya yaitu dengan toleransi antar umat beragama apalagi Maulud Nabi tahun ini hampir bersamaan dengan hari raya bagi umat kristiani yaitu hari natal hari dimana Yesus kristus dilahirkan. semoga dari kedua momen tersebut menjadikan kita umat manusia dibumi dapat selalu menjaga kedamaian dan ketentraman.
Yang menarik dari kegiatan ini dimana masih terpeliharanya tradisi para leluhur kita yang berasal dari suku makassar yaitu “SENGKOLOK” dimana masing-masing orang saling memberi bingkisan kepada yang lain dimana sengkolok ini adalah menu makanan yang ditaruh di ember atau di toples besar yang isinya terdiri dari nasi kuning yang dihiasi oleh telur yang ditusuk seperti sate dan ada buah pisang didalamnya dan dihias beragam pernik-pernik lainnya yang bermakna bahwa “kita manusia pada hakikatnya memiliki aqidah yang bulat seperti telur yang walaupun ditusuk tapi tetap utuh walaupun perkembangan jaman yang berubah-ubah” ujar bapak KH. Nur Muhammad  S.ag, M.hi.
inti dari semua kegiatan ini bahwa diharapkan dalam kehidupan sehari- hari kita dapat mengikuti suri tauladan dari Nabi Muhammad SAW dan tetap berbuat yang terbaik, tulus serta ikhlas dalam setiap sendi kehidupan masyarakat yang berdasarkan pancasila untuk demi kokohnya NKRI.
Baca juga:  Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Tapal Batas, Satgas Yonif MR 411 Renovasi SD Rawa Biru

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel