JAKARTA, tniad.mil.id – Salah satu bukti nyata untuk mewujudkan perdamaian dan hidup saling berdampingan, warga Maluku telah menyerahkan 217 pucuk senjata dan ratusan munisi kepada Satgas Yonif 711/Rks secara sukarela.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 711/Rks Letkol Inf Fanny Pantouw, M.Tr.Han., M.I.Pol., dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Maluku Tengah. Rabu (1/5/2019).
Diungkapkan Dansatgas selama penugasan sebagai Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) Maluku, ratusan senjata yang diamankannya selama ini terdiri dari 11 pucuk senjata api organik dan 206 pucuk senjata api rakitan serta ratusan butir munisi berbagai kaliber.
“ini merupakan tekad dan bukti nyata bahwa masyarakat Maluku ingin hidup berdamai. Selain itu, juga membuktikan bahwa keberadaan Satgas Yonif 711/Rks ditengah-tengah masyarakat dapat diterima dengan baik dan dapat memberikan rasa aman,’’ ujarnya.
Lebih lanjut menurut Fanny, konflik horizontal yang telah terjadi belasan tahun yang lalu memang masih menyisahkan rasa takut masyarakat akan terulangnya kembalinya kejadian tersebut, sehingga sebagian masyarakat masih menyimpan senjata api untuk perlindungan diri dari kemungkinan konflik berulang.
“Untuk mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi konflik dibeberapa daerah yang mengalami konflik, kita kedepankan (pendekatan) Binter, dan ini berhasil menyadarkan masyarakat untuk saling menjaga perdamaian sekaligus menyerahkan senjata dan munisi kepada kita,” terangnya.
Seperti pada Selasa (30/4/2019) lalu, lanjut Fanny, di tiga tempat yang berbeda telah diserahkan secara sukarela oleh warga berbagai senjata dan munisi dalam kondisi baik.
“Warga Desa Waimital secara sukarela menyerahkan 1 pucuk senjata api standar jenis SKS berikut 1 magazen dan 6 butir munisi,’’ imbuhnya.
“Sementara di Negeri Latu dan Hualoy telah diserahkan 1 pucuk senjata api standar jenis U.S. Carabine dan 2 magazen, serta 15 pucuk senjata rakitan disertai 104 butir munisi campuran,’’ tambahnya.
“Di wilayah Desa Eti Kecamatan Seram bagian barat Kabupaten Seram Bagian Barat juga telah diserahkan secara sukarela oleh warga berupa 1 pucuk senjata api rakitan,’’lanjutnya.
Dari beberapa penyerahan tersebut menurut Fanny, selain menunjukan bahwa keberadaan Satgas saat ini bisa diterima dengan baik dan dicintai rakyat tapi juga menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk menciptakan perdamaian, kerukunan serta kepercayaan antar kelompok warga maupun dengan aparat.
‘’Apa yang terjadi di kepulauan Maluku, kini dapat menjadi pelajaran penting, tidak saja untuk masyarakat Maluku saat ini dan generasi kedepan, apalagi ditengah kondisi makin merebaknya intoleransi, radikalisme dan terorisme yang dapat mengancam integritas bangsa,’’ tegasnya.
“Kita harus menjaga dan memelihara Kearifan Lokal sebagai rajutan perdamaian dan kerukunan ditengah-tengah masyarakat Maluku,”pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam beberapa kesempatan, Satgas Yonif 711/Rks memanfaatkan seni Marawis sebagai wahana membangun kebersamaan dan kepercayaan antar kelompok warga, seperti di Wakal-Hitu, dan Latu-Hualoy yang mayoritas warganya beragama Islam. (Dispenad)