Lembah Tidar (11/6), Perkembangan lingkungan strategis baik global, regional dan nasional menyebabkan tidak seimbangnya postur pertahanan yg diharapkan dengan kondisi saat ini. Untuk itu diharapkan para Taruna harus dapat melaksanakan cegah dini (Ceni) dan deteksi dini (Deni). Demikian disampaikan Waaspam Kasad Brigjen TNI M. Bambang Taufik, saat memberikan pembekalan kepada kepada 248 orang Taruna Tingkat IV di gedung Sumartal Akademi Militer.
Selain itu, beliau juga menenjelaskan tentang transformasi intelijen TNI AD untuk mewujudkan intelijen yang memiliki integritas, kemampuan handal & pengabdian terbaik bagi TNI AD, bangsa & negara serta menjadikan TNI AD World Class Army dengan cara merubah kultur intelijen TNI AD, memberdayakan/Empowering SDM, membangun sistem intelijen terintegrasi /Interoperability, meningkatkan sistem pengamanan Sandi dan meningkatkan konsep Intel teritorial.
”Setiap prajurit TNI AD adalah insan intelijen” Tegas Jenderal berbintang satu ini. Dimana prajurit berperan sebagai bapul, jaring formal, bertanggung jawab untuk melaporkan hal-hal yang terjadi kepada Komandan satuan dan ikut mengantisipasi perkembangan situasi yang akan terjadi di lingkungannya serta mampu membentuk opini positif masyarakat terhadap TNI AD
Usai menerima pembekalan dari Waaspam Kasad, Para Taruna menerima pembekalan dari Waaslog Kasad Brigjen TNI Jani Iswanto, M.A. mengenai Logistik secara umum dan kebijakan TNI AD di bidang Logistik.
Brigjen TNI Jani Iswanto, M.A. menjelaskan, guna menjalankan fungsi Staf Umum Angkatan Darat di bidang Logistik, di tingkat pusat maka dibentuk Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) yaitu Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditziad) yang bertanggung jawab terhadap tanah, konstruksi bangunan dan jasa Listrik, Gas dan Air, Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad) yang bertanggung jawab terhadap materiil Peralatan, Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dithubad) yang bertanggung jawab terhadap materiil Perhubungan, Direktorat Pembekalan dan Angkutan Angkatan Darat (Ditbekang) yang bertanggung jawab terhadap Pembekalan dan Angkutan, Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Ditkesad) yang bertanggung jawab terhadap materiil Kesehatan dan Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) yang bertanggung jawab terhadap materiil Topografi.
Lebih lanjut beliau juga menjelaskan tentang kondisi Alutsista TNI AD saat ini, dimana dalam kurun waktu sebelum tahun 2010 pengembangan dan modernisasi Alutsista TNI AD relatif kecil, sehingga Alutsista yang ada menjadi sangat tertinggal baik dari segi kemampuan maupun teknologinya bila dibandingkan dengan Angkatan Darat dari negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Komitmen pemerintah yang begitu besar dalam mewujudkan MEF dibuktikan dengan pemberian alokasi anggaran pertahanan yang cukup besar pada Renstra tahun 2010-2014 yaitu rata-rata sebesar 25,64% di bidang logistik, dimana dukungan tersebut diluar dukungan anggaran Kemhan untuk mendukung pemenuhan Alutsista TNI AD.
Dengan alokasi anggaran tersebut maka pada tahun 2010-2014 TNI AD telah, sedang dan akan membeli Alutsista baru yang canggih dan modern guna menciptakan stabilitas kawasan serta meningkatkan kewibawaan Negara Indonesia di mata Internasional.
“Logistik tidak dapat memenangkan pertempuran, tetapi tanpa dukungan logistik pertempuran tidak dapat dimenangkan” ujar beliau di akhir pembekalannya.