JAKARTA, tniad.mil.id – Tidak adanya jembatan penghubung di Sungai Atakat yang terletak di Kampung Tetop Distrik Iniyandit Kabupaten Boven Digoel, menggerakan hati personel Satgas Pamtas Yonif 516/CY untuk membantu anak-anak menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah SDN Tetop yang berada di Kampung Tetop.
Demikian disampaikan Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis 516/CY, Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin, S.I.P., dalam keterangan tertulisnya di Asiki, Distrik Jair, Boven Digoel, Papua, Kamis (15/10/ 2020).
“Panggilan kemanusiaan dan kepedulian terhadap warga perbatasan yang kami kedepankan dalam, khususnya kepada anak-anak selaku generasi penerus bangsa, mereka tidak memiliki pilihan lain karena akses satu-satunya untuk berangkat dan kembali dari sekolah harus melintasi Sungai Atakat yang belum ada jembatanya,” ungkapnya.
Dikatakannya, bantuan yang kami berikan adalah untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa saat banjir bandang secara tiba-tiba yang disebabkan curah hujan tinggi, waktu sekolah untuk menuntut ilmu sering kali terbuang sia-sia bila aktivitas mereka terkendala dengan derasnya arus sungai saat hujan terus-menerus di daerah tersebut,” tambah Dansatgas.
Lebih lanjut dijelaskan, saat cuaca panas aliran sungai bisa dilewati oleh anak-anak sekolah dasar akan tetapi begitu juga saat curah hujan tinggi sungai tersebut tidak bisa dilewatinya, melihat hal tersebut personel dari Pos Tetop Satgas Yonif Mekanis 516/CY berinisiatif membantu anak-anak yang akan berangkat dan kembali dari sekolah untuk menyeberangi Sungai Atakat.
“Tidak hanya anak-anak sekolah, bahkan warga masyarakat yang berada di seberang sungai pun harus melintasi sungai tersebut untuk melakukan aktivitas berkebun setiap harinya, kondisi ini sangat membahayakan keselamatan anak-anak sekolah maupun warga yang melintasi sungai tersebut, “ imbuhnya.
Di tempat terpisah, Letda Inf Eko Setyo Budi selaku Danpos Tetop mengatakan bahwa langkah yang dilakukan personelnya merupakan tindakan antisipasi yang dilakukan oleh personel Pos Tetop untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Yang kami lakukan merupakan tindakan antisipasi karena sungai sering meluap dan banjir besar pada musim penghujan yang terus menerus seperti yang sekarang ini, sehingga menyulitkan aktivitas masyarakat,” ungkapnya.
“Bila sudah demikian, anak-anak sekolah terpaksa meliburkan diri karena sungai tidak bisa diseberangi,” tandasnya.
Sementara itu, Dominggus (48) merupakan salah satu orang tua siswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada personel Pos Tetop atas bantuan yang diberikan kepada anak-anak mereka.
“Saya selaku orang tua mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak TNI yang telah memberikan bantuan terhadap kami masyarakat Kampung Tetop berupa menyeberangkan anak-anak kami untuk pergi ke sekolah,” ucapnya.
Dirinya berharap, agar pemerintah daerah memperhatikan kondisi warga Kampung Tetop dengan membuatkan jembatan penghubung agar memudahkan aktivitas warga dan anak-anak untuk pergi dan kembali dari sekolah.
”Mudah-mudahan jembatan penghubung dapat segera dibangun, sehingga kami tidak merasa khawatir jika melintasi sungai,” pungkasnya. (Dispenad)