Skip to main content
Akademi Militer

AKMIL GELAR SEMINAR NASIONAL DENGAN UNNES

Dibaca: 1586 Oleh 19 Sep 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Lembah Tidar (18/9), Akademi Militer bekerjasama dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar Seminar Nasional di Gedung A. H. Nasution Akmil. Sebagai Pembicara Utama (Keynote Speaker) yaitu Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI M. Munir, yang menyampaikan topik sesuai Term Of Reference (TOR), yaitu “Pembangunan Pemuda Indonesia Dalam Menghadapi Indonesia Emas 2045”.

Ada enam pokok bahasan yang disampaikan olek Wakasad, diantaranya Latar belakang konflik dunia, Posisi Geografis Indonesia, Perkembangan Lingkungan Strategis terkini, Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Trend Perang saat ini, Peran Pemuda Indonesia dan Tantangan yang dihadapi dalam menyongsong Indonesia Emas.

Dijelaskan bahwa konflik-konflik yang terjadi di dunia ini dilatar belakangi oleh bertambah pesatnya populasi penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih, dan energi, sehingga terjadi persaingan dan benturan kepentingan antar negara untuk menguasai sumber energi. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki kekayaan alam hayati dan non hayati yang berlimpah sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara dunia, dimana semua negara ingin menguasai sumber daya alam Indonesia. Sehingga diperlukan langkah antisipasi agar keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia terjaga. Disamping itu, posisi geopolitik Indonesia yang tepat di tengah negara-negara Five Power Defense Arrangement (FPDA), yaitu perjanjian kerja sama pertahanan negara-negara persemakmuran Inggris, Indonesia menyimpan kerawanan yang patut menjadi perhatian serius.

Baca juga:  Akmil Juara 3 Parade Defile HJK di Ambarawa

Dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia, ada 3 (tiga) hal penting yang harus menjadi perhatian kita agar para pemuda memiliki keunggulan. Pertama, Kualitas keimanan dan ketaqwaan. Pembinaan keimanan dan ketaqwaan adalah dalam rangka memperkokoh landasan moral. Kedua, Kualitas kebangsaan. Pembinaan kualitas kebangsaan dilakukan dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan Ketiga, Kualitas intelektual dan keterampilan. Pembinaan kualitas intelektual serta keterampilan adalah dalam rangka meningkatkan kemandirian dan daya saing.

Dalam akhir ceramahnya, Wakasad menyimpulkan yang terbaik adalah yang paling sederhana, yaitu “back to the basic”. Mengerti bahwa cinta dan peduli kepentingan tertinggi di atas segala-galanya. Adanya individu yang kaya belum tentu membuat negara menjadi sejahtera, tetapi Negara yang kaya akan membuat rakyatnya menjadi sejahtera, semua pemimpin dari semua strata harus banyak berbuat dan beraksi, bukan hanya bicara.
Usai ceramah Keynote Speaker dilanjutkan dengan presentasi dari tiga orang nara sumber, diantaranya Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan topik “Paradigma Generasi: Strategi Membangun Generasi Muda Indonesia Untuk Mengarungi Globalisasi”. Dalam presentasinya menyampaikan, bahwa kita memiliki enam strategi untuk mencapai generasi emas yaitu dengan mulai dari konsepsi generasi Indonesia itu sendiri, strategi kepramukaan, strategi pendidikan integralistik, strategi geopolitik, strategi ekonomi dan strategi kebudayaan. Cara-cara baru harus diadopsi oleh kepemimpinan nasional yang baru sehingga tidak kehilangan arah dalam pembangunan generasi muda Indonesia ke depan.

Baca juga:  Alumni Akabri 1973 Reuni di Akmil

Dr. Illah Sailah, M.Si. dengan topik “Konsepsi Strategi Penanaman Nasionalisme pada Generasi Muda Indonesia”. Sedangkan Prof. Dr. Rustono dari UNNES membawakan topik “Memantapkan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Berkualitas Mewujudkan generasi Emas”. Generasi emas masa depan Indonesia harus disiapkan semenjak sekarang dengan memberikan pendidikan karakter yang baik. Dengan karakter yang baik maka yang akan mengedepankan etika dalam berperilaku social di masyarakat. Di sisi lain, lahirnya generasi emas di masa depan bisa dicapai dengan meneladani para pemimpin terdahulu yang terbukti telah berhasil menjalankan fungsinya sebagai pemimpin. Orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pendidik, guru dosen harus bahu-membahu karena mereka semua menjadi “guru” bagi anak-anak kita semua. Orang tua tidak boleh take for granted dan menyerahkan sepenuhnya kepada guru atau sekolah. Keteladanan orang tua dan tokoh agama serta tokoh masyarakat menjadi sangat penting. Nilai-nilai positif seperti kejuruan dan integritas perlu ditanamkan dan dipupuk sepanjang masa.

Dalam seminar tersebut diikuti oleh Perwakilan Taruna/Taruni dari Akademi Militer, AAU, AAL, Akpol, dan Praja IPDN serta Mahasiswa/Mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Baca juga:  Danjen Kopassus Beri Bekal Kepada Capaja Akmil

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel