Skip to main content
Kodam XIV Hasanuddin

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Pahlawannya

Dibaca: 183 Oleh 29 Jan 2017Januari 19th, 2018Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

 

Dalam rangka Haul 70 Tahun gugurnya Andi Makkasau Parenrengi dan Andi Abdullah Bau Massepe telah dilaksanakan ziarah rombongan di TMP Pacekke Parepare, Tabur bunga di Teluk Parepare tepat nya di pantai Marabombang dengan inspektur upacara Kasdam VII/Wrb Brigjen TNI Supartodi yang mewakili Pangdam VII/Wrb. Peringatan ini juga dilanjutkan dengan kegiatan haul berupa acara sambung rasa di halaman rumah Datu Suppa Kabupaten Pinrang yang di hadiri oleh keluarga besar Almarhum Andi Makkasau Parenrengi dan Andi Abdullah Bau Massepe.

Sedikit sejarah Andi Makkasau dapat diungkapkan bahwa Andi Makkasau adalah putera satu satunya Parenrengi Karaeng Tinggimae yaitu seorang bangsawan tinggi. Ayahnya Ishak Manggabarani Karaeng Mangepe, keturunan langsung dari dua kerajaan utama di Sulawesi yaitu kerajaan Sinderang. Pada Tahun 1926, Andi Makkasau dinobatkan sebagai Datu Suppa yang kemudian diberi gelar sebagai Datu Suppa Toa. Andi Makkasau selama hidupnya berjuang melawan penjajah, hidupnya berakhir karena kekejaman penjajah Belanda yaitu pada tanggal 28 Januari 1947 dengan cara di tenggelamkan di tengah Laut. Pada tanggal 30 Januari 1947 Andi Makkasau ditemukan oleh masyarakat Marabombang dalam keadaan terikat terdampar di pesisir pantai.

Baca juga:  Permildas Bentuk Pribadi Prajurit Yang Loyal Dan Disiplin

Sedangkan Letjen TNI Andi Abdullah Bau Massepe adalah pejuang heroik dari Sulsel putera dari Andi Mappanyuki salah satu pahlawan nasional dari Sulawesi Selatan dari daerah Massepe Kabupaten Sidenreng Mappang (Massepe dulu pusat kerajaan Addatuang Sidenreng). Ketika tentara NICA berkuasa, Andi Abdullah Bau Massepe bersama pasukannya terus melakukan perlawanan terhadap tentara NICA. Andi Abdullah Bau Massepe wafat di tembak Belanda oleh pasukan Mayor Raymond Westerling (korps baret merah Belanda) pada tanggal 2 Februari 1947 setelah ditahan selama 160 hari. Tepatnya wafat 10 hari setelah konferensi Pacekke (20 januari 1947).

Dalam sambutan Pangdam VII/Wrb yang dibacakan oleh Kasdam VII/Wrb Brigjen TNI Supartodi menyampaikan bahwa Andi Makkasau Parenrengi dan Andi Abdullah Bau Massepe adalah pejuang dan pahlawan yang pantang menyerah memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai generasi penerus bangsa kita wajib mencontoh sikap heroik dan jiwa kepahlawanannya. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, peringatan mengenang gugurnya pejuang kusuma bangsa asal kota Parepare ini adalah merupakan wujud dari penghargaan kita atas jasa dan pengorbanan yang selama hidupnya berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan dan menjaga tetap utuhnya NKRI’, jelas Pangdam dalam amanatnya. ” Melalui peringatan yang istimewa ini hendaknya kita menginternalisasi jiwa seluruh bangsa khususnya Parepare agar nilai kejuangan dan kepahlawanan terpatri dan merasuk ke dalam sanubari yang paling dalam untuk meneladani sifat-sifat patriotik, rela berkorban, tanpa pamrih, bekerja keras, jujur, membela keadilan, berani demi kebenaran dan cinta tanah air ” lanjut Pangdam VII/Wrb.

Baca juga:  Danrem 142 Dampingi Plt Bupati Polman Buka TMMD Ke-101.

Diakhir kegiatannya, Kasdam beserta rombongan meninjau museum Andi Makassau Parenrengi dan Andi Abdullah Bau Massepe di rumah Datu Suppa Pinrang. Hadir mendampingi Kasdam VII/Wrb, Danrem 142/Tatag Kolonel Inf Tandyo Budi, Aspers Kasdam VII/Wrb, Kaajendam, Waasintel, Waaster Kasdam VII/Wrb, keluarga besar Pahlawan, Ketua Persit KCK Koorcab Korem 142 beserta pengurus. (Pendam VII/Wrb).

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel