Skip to main content
Kostrad

Hormati Budaya dan Adat Lokal, Yonif 741 Bangun Sinergitas di Perbatasan RI-RDTL

Dibaca: 27 Oleh 01 Jul 2019Tidak ada komentar
Hormati Budaya Dan Adat Lokal, Yonif 741 Bangun Sinergitas Di Perbatasan Ri-rdtl
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA, tniad.mil.id – Sebagai bagian dari warga negara Indonesia, menghormati budaya dan adat lokal dijunjung Satgas Pamtas Yonif 741/GN, dalam membangun sinergitas di perbatasan RI-RDTL.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif Mekanik 741/GN, Mayor Inf Hendra Saputra, S.Sos., M.M., M.I.Pol.,dalam rilis tertulisnya di Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/7/2019).

Diungkapkan Dansatgas, selain mengamankan kegiatan keagamaan, menciptakan suasana aman dan nyaman dalam kehidupan warga merupakan prioritas Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat sebagai penjaga perbatasan.

“Kehadiran Satgas dalam kegiatan yang bersentuhan dengan aktivitas masyarakat, akan menambah kedekatan dengan warga. Hal ini pula yang dilakukan Pratu Imran Rosidin Agus Saleh yang bertugas di Pos Nelu di sela-sela melaksanakan pengamanan kegiatan keagamaan, selalu sapa dan bercengkrama bersama warga,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, pada Minggu (30/6/2019), Pratu Imran Rosidin mendampingi umat Paroki Bakitolas di Desa Bakitolas, Kecamatan Naibenu, yang menggelar perlombaan olah raga bola voli putra dan putri, sambil diiringi dengan musik dan tarian Marongge.

Baca juga:  Peringati Hut ke 66, Yonif Raider 321/GT Kostrad Gelar Adventure Trail

“Sebelumnya karena hubungan yang erat, para pemuda-pemudi meminta bantuan beberapa personel agar terjun langsung melaksanakan pengamanan,” ucapnya.

Dijelaskan Dansatgas, pada kegiatan ini Pratu Imran Rosadin Agus Saleh, menghampiri warga yang duduk-duduk menyapa mereka.

“Selain itu, Imran ikut belajar tarian khas Marongge yang didampingi tokoh adat Delvi Asa (56) dan beberapa orang masyarakat setempat. Bahkan dirinya juga mencoba makan sirih pinang, sebagai wujud penghormatan kepada warga, “ terang Hendra Saputra.

Sementara itu Pratu Imran Rosadin Agus Saleh mengungkapkan, sebagai prajurit, dirinya dalam setiap kesempatan selalu berusaha menjalin keakraban dengan warga.

“Saat berpapasan, kalau kita memberikan senyuman dan menyapa warga, akan timbul simpati. Tentara datang bukan untuk ditakuti, tapi memberikan rasa aman, “urainya.

“Selain itu, melaksanakan tugas sambil mempelajari budaya setempat adalah seni dari TNI. Meningkatkan kreativitas dan mencintai budaya lokal yang ada di setiap daerah penugasan akan mewujudkan TNI kuat bersama rakyat,” tambah Imran.

Davi Asa, tokoh adat Desa Bakitolas begitu terkesan dengan kehadiran bapak-bapak TNI diantara mereka terutama prajurit Pos Nelu, selain melaksanakan patroli menjaga patok perbatasan, juga selalu hadir di tengah masyarakat serta memberikan rasa aman dan nyaman.

Baca juga:  Prajurit Kostrad Militan dan Profesional

“Kami bangga, TNI begitu menghormati budaya dan adat-istiadat setempat. Hal ini makin menambah kecintaan warga kepada TNI (Satgas 741),” pungkasnya. (Dispenad)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel