Skip to main content
Berita Satuan

Prajurit TNI Jadi Guru di Wilayah Terpencil Perbatasan RI-PNG

Dibaca: 3 Oleh 08 Jan 2016Januari 25th, 2016Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Banyak murid-murid SD yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Melihat kondi­si nyata tersebut, Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melak­sanakan kegiatan teritorial salah satunya adalah menjadi guru di wilayah terpencil perbatasan RI-PNG yang sulit dijangkau.

Hal tersebut dikemukakan Dansatgas Yonif (Batalyon In­fanteri) 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya, ketika me­mantau kegiatan mengajar bagi siswa dan siswi SD yang  dilaku­kan oleh Prajurit TNI Yonif 406/CK  yang   tergabung  dalam   Sat­gas  Pamtas   RI-PNG  (Satuan  Tu­gas   Pengamanan   Perbatasan Re­publik Indonesia dan Papua Nu­gini) di Kampung Molov dan Kiwirok, Keerom, Papua, Kamis, 7 Januari 2016.

Prajurit TNI  Satgas Yonif 406/CK  melaksanakan keg­iatan mengajar dengan berbagai metode seperti permainan sulap dan pemberian reward kepada murid, sehingga apa yang diajar­kan dapat diterima, dimenger­ti, dan diingat oleh murid-mu­rid sekolah, ujar Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

Salah satu yang dilakukan Prajurit TNI Satgas Yonif 406/ CK adalah dengan menampilkan permainan sulap kemudian ke­giatan mengajar, serta mem­berikan reward berupa permen gula-gula dan snack, kepada para murid yang bisa menjaw­ab pertanyaan yang diberikan, dan juga bila ada murid yang bisa menyanyikan lagu Indone­sia Raya, tutur Dansatgas Yonif 406/CK.

Baca juga:  KASDAM BUKA LATIHAN KEPEMIMPINAN DAN BELA NEGARA KARYAWAN PT. INDOAGRI GROUP

Lebih lanjut Letkol Inf Aswin Kartawijaya menyampaikan bahwa, tidak semua kampung. yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK memiliki sekolah. Bila dilihat dari segi fasilitas, sekolah-sekolah yang  berada  di wilayah  binaan Satgas  Yonif 406/CK bisa  dibilang jauh  dari kata layak, dimana sekolah-sekolah yang ada belum memi­liki sarana prasarana yang me­madai, seperti buku tulis, buku belajar, tempat yang bersih dan nyaman.

Bila dilihat dari sisi tenaga pengajar lebih memprihatinkan, beberapa sekolah hanya memi­liki dua guru yang mengajar beberapa kelas dalam waktu yang sama. Selain itu akses ja­lan menuju sekolah juga cukup jauh jarak tempuhnya, sehingga apabila ke sekolah tersebut ha­rus menyusuri sungai dengan perahu selama kurang lebih dua jam perjalanan, pungkas Dan­satgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

Sementara itu Bapak guru Ferry dan tokoh Adat di Kam­pung Kiwirok Bapak Tobias Lembar mengungkapkan kes­enangannya dan mengucapkan terimakasih kepada Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK yang den­gan sukarela dan ikhlas jauh-jauh datang ke kampung kami untuk mengajar dan berbagi ilmu.(Sumber: HU Pelita)

Baca juga:  Danrem Turun ke Zona Merah RT/RW, Sambangi Klaster Keluarga Terpapar Covid-19

 

 

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel