JAKARTA, tniad.mil.id – Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Raider 200/Bhakti Negara di perbatasan Indonesia dan Malaysia tak hanya menjaga tapal batas, tetapi juga mengajari warga Batu Majang Kecamatan Long Bagun dengan keterampilan dasar untuk mengembangkan usaha pembuatan tahu.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif Raider 200/BN Mayor Inf Andy Irawan, S.H., dalam keterangan tertulisnya di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Jumat (18/9/2020).
Diungkapkan Dansatgas, pembuatan tahu dengan bahan dasar kedelai tersebut dilatihkan Kopda Misgi kepada warga Batu Majang pada Kamis (17/9/2020) agar mereka juga memiliki usaha sampingan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.
“Mengolah tahu ini juga merupakan kegiatan ekonomi kreatif untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas masyarakat pedalaman yang berada di daerah perbatasan RI-MALAYSIA, “ujarnya.
“Selain itu juga hasil dari ketrampilan ini dapat dikembangkan menjadi usaha kecil sebagai mata pencaharian bagi masyarakat setempat atau setidaknya pemenuhan kebutuhan sendiri, “ sambung Andy Irawan.
Lebih lanjut dikatakan, Satgas Yonif Raider 200/BN akan terus berupaya untuk memberikan pelatihan ekonomi kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat sehingga kualitas sumber daya manusia dan perekonomian warga di daerah perbatasan RI-Malaysia khususnya di wilayah Desa Batu Majang yang merupakan daerah binaan Satgas dapat meningkat.
“Kami juga bangga usaha seperti ini dapat menjadi alternatif meningkatkan pendapatan bagi warga, karena kehadiran Satgas di wilayah ini juga bantu meningkatkan pendapatan warga,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Kopda Misgi mengatakan cara pembuatan tahu ini dimulai dengan mencuci kedelai hingga bersih. Setelah itu kacang kedelai dimasukkan ke dalam alat khusus untuk memisahkan kulit dan kacangnya.
“Kedelai direndam dalam air bersih dengan tujuan agar kedelai mengembang dan lebih mudah untuk digiling. Perendaman dilakukan sekitar 4-10 jam. Saat digiling ditambahkan sedikit air hingga menghasilkan tekstur yang halus seperti bubur,” jelasnya.
Kedelai yang sudah halus tambah Masgi, dimasak dalam tungku besar hingga mendidih. Selama proses pemasakan perlu ditambahkan air dan diaduk agar tidak terjadi buih.
“Adonan yang sudah matang kemudian disaring dengan kain saring tahu dan diperas. Cara ini akan menghasilkan ampas tahu. Tahu yang sudah disaring ini berbentuk seperti sari kedelai dan ditambahkan larutan pengendap (air biang) sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan,” terangnya.
Setelah proses penggumpalan, air asam dibuang dan adonan tahu bisa dicetak. Proses pencetakan dilakukan menggunakan kain saringan tahu dan dipres agar tahu padat.
“Jika warga berminat untuk mengembangkan usaha ini, dengan senang hati kami siap untuk membantu,” ajaknya sambil tersenyum. (Dispenad)