Samarinda, “Tempat saya yang terbaik adalah berada ditengah-tengah anak buah”. Demikian kalimat yang diucapkan oleh Pahlawan Nasional Jenderal Besar Sudirman pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan beliau dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota Yogyakarta untuk dirawat sakitnya.
Demikian pula halnya apa yang dilakukan oleh Komandan Korem 091/Aji Surya Nata Kesuma (ASN) Brigjen TNI Nono Suharsono, saat memberikan motivasi dihadapan para prajurit Korem 091/ASN pada apel siaga di lapangan upacara Makorem 091/ASN Hari Minggu (19/10) dalam rangka antisipasi ancaman keamanan jelang pelantikan Presiden RI tanggal 20 Oktober 2014.
Danrem yang sudah menjabat selama 13 bulan di Kaltim ini mengatakan bahwa selaku prajurit TNI harus tetap loyal “keberadaan kita hari ini disini adalah sebagai bentuk solidaritas kita terhadap teman-teman kita yang di Jakarta, selain itu aturan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI itu sudah jelas “Taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan”, mengawali pengarahannya.
Selanjutnya Danrem menekankan kepada segenap prajuritnya untuk melaksanakan siaga dengan ikhlas dan santai saja serta tidak usah tegang. Tidak perlu meniru perbuatan yang tidak baik seperti yang terjadi akhir-akhir ini yang dilakukan oleh sejumlah oknum prajurit dibeberapa daerah, dimana perbuatannya telah mencoreng nama baik TNI dimata masyarakat.
Lebih lanjut Danrem mengajak agar setiap prajurit untuk tetap mempertahankan soliditas dan kebersamaan, “Soliditas dan kebersamaan itu terbentuk manakala antara satu sama lain saling membutuhkan dan saling merasa memiliki, selain itu soliditas tidak bisa disekat-sekat dan tidak mungkin saya berdiri disini sebagai Komandan kalau tidak ada anggota, untuk itu saya katakan lillahita’ala saya sayang kalian semua” tegasnya.
Disamping itu Danrem juga mengajak agar setiap prajurit agar tidak pernah lupa untuk mengingat Tuhan, jangan lupa bahwa setiap helai rambut yang jatuh dari kepala kita itu adalah rencana Tuhan dan rejeki, pangkat, jabatan istri yang cantik, anak yang paling disayang pada saatnya kapan saja Tuhan akan mengambilnya dan kita tak kuasa untuk menghalanginya. (Oleh : Peltu Lukman Penrem 091/ASN)