Skip to main content
Artikel

Sisi Lain Prajurit Perbatasan, Implementasi TNI Manunggal Bersama Rakyat

Dibaca: 158 Oleh 26 Mei 2017Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

TNI AD – Entikong. “Garuda Pancasila, akulah pendukungmu, patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu,” nyanyian itu terdengar di salah satu kelas di SDN 03 Sontas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Murid SD di tapal batas itu sedang belajar pendidikan kewarganegaraan (PKN) yang disampaikan prajurit TNI anggota Satgas Pengamanan Daerah Perbatasan (Pamtas) Indonesia-Malaysia dari Yonif 131/Braja Sakti.

Menurut Komandan Satgas Pamtas Letkol Inf Denny, kegiatan mengajar tersebut kerap dilakukan oleh prajurit TNI AD sebagai perwujudan TNI manunggal bersama rakyat. Disamping melaksanakan tugas pokoknya sebagai penjaga wilayah perbatasan, Satgas Pamtas memang banyak melakukan kegiatan sosial seperti gotong royong bersama masyarakat. Baik itu membangun dan merenovasi Masjid, Gereja, gapura, maupun mengadakan pengobatan gratis, dan membantu proses pendidikan di sekolah-sekolah sekitar perbatasan.

Entikong – 4

Satgas Pamtas memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat.

“Total ada 60 tenaga pendidik disebar di seluruh pos perbatasan yang jumlahnya 30 pos dari Temajuk sampai Guna Banir, tiap pos ada 2 prajurit membantu jadi tenaga pendidik dari tingkat SD, SMP, SMA,” ujar Denny di Pos Komando Taktis (Pos Kotis) Entikong, Kalimantan Barat.

Ikutnya prajurit TNI menjadi tenaga pendidik bukanlah tanpa alasan. Selain untuk menanamkan rasa cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga karena jumlah guru di daerah pedalaman perbatasan yang memprihatinkan. Seperti di Sekolah Dasar di desa Gun Tembawang yang hanya diajar oleh satu guru merangkap kepala sekolah. Kondisi seperti inilah yang mendorong prajurit Satgas Pamtas Yonif 131/Braja Sakti membantu mengajar di sekolah tersebut.

Selain pendidikan secara umum, prajurit Satgas Pamtas Yonif 131/Braja sakti juga memberikan pelajaran bela diri karate dan pelajaran mengaji kepada para murid SDN 03 Sontas. Kegiatan tersebut dilakukan prajurit Satgas Pamtas di Pos Kotis di waktu sore.

Entikong – 5

Prajurit Satgas Pamtas Yonif 131/Braja sakti sedang memberikan pelajaran bela diri karate.

Hadirnya prajurit Satgas Pamtas untuk mengajar, disyukuri Kepala Sekolah SDN 03 Sontas, Halijah. Dengan murid sebanyak 274 siswa, keberadaan 2 prajurit Satgas Pamtas yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan karate, dirasakan sangat membantu sekolah yang hanya memiliki enam dari sembilan kelas yang dibutuhkan. Prajurit yang mengajar PKN menurut Halijah membuat para siswa lebih mencintai NKRI.

Baca juga:  Kolaborasi Dengan Kodam I/BB Tangani Pandemi Covid - 19, Perwakilan Walubi dan INTI Sumut Temui Pangdam I/BB

Tidak hanya itu, Kopda Frensen Hutasoit yang melatih karate, mampu membuat bangga SDN 03 Sontas. Pasalnya, salah satu murid kelas 5 SD yang dilatih Frensen, Siska Paula Sophiana, mampu meraih juara dua dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Sanggau.

“Keberadaan prajurit Satgas Pamtas sangat-sangat membantu, malah kita bersyukur dengan kegiatan ekskul karate yang dilatih prajurit Satgas, meskipun murid kami hanya dilatih dua bulan tapi berkat bantuan prajurit Satgas, anak didik kami di Porseni berhasil meraih juara dua, ini sangat membanggakan kami” tukas Halijah.

Kopda Frensen menyebut ekskul karate dilakukan setiap Sabtu, namun para siswa bisa mengikuti latihan tambahan yang dilakukan 3 kali dalam seminggu di Pos Kotis. Latihan karate itu dilakukan untuk membina fisik dan mental para siswa. “Kita bina mental dan fisik siswa agar ke depan prestasinya berkembang,” tukasnya singkat.

Selain mengajar, Satgas Pamtas Yonif 131/Braja Sakti juga memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat perbatasan seperti pengobatan gratis, pengobatan keliling, sunatan massal, dan donor darah. Khusus pengobatan gratis, setiap harinya ada saja masyarakat Entikong yang datang ke pos kesehatan di Pos Kotis, meskipun sudah ada Puskesmas di Entikong.

Baca juga:  Derap Tentara di Motaain, Tapal Batas RI-Timor Leste

“Obat yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, kami pergunakan untuk masyarakat, dari sakit ringan sampai operasi kecil bisa disini (Pos Kotis). Bahkan selama 6 bulan terakhir sudah ada 3.384 orang yang berobat,” jelas Dansatgas Pamtas.

Kegiatan sosial yang dilakukan Satgas Pamtas juga dirasakan manfaatnya oleh Kepala Desa Entikong, Raden Nurdin. Dengan jumlah penduduk 6.975 jiwa dan mayoritas berprofesi sebagai pedagang, petani, dan jasa penginapan, masyarakat merasa terbantu dengan keberadaan Satgas Pamtas Yonif 131/Braja Sakti. “Bantu masyarakat bangun jalan, rehab masjid, gereja, kerja bakti, bantu pengobatan, dan mengajar di sekolah,” ucap Nurdin.

Nurdin juga menyebut, selain memberikan rasa aman kepada masyarakat Entikong, keberadaan Satgas Pamtas terkait bantuan pengobatan sangatlah membantu. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih berobat ke Pos Kotis Satgas Pamtas ketimbang ke Puskesmas. “Disini obatnya bagus dan gratis,” tambahnya.

Oleh karena itu, Nurdin berharap agar kedekatan Satgas Pamtas dengan masyarakat tetap terjalin dengan baik, meskipun nantinya ada pergantian Satgas Pamtas.

Salah satu warga Entikong yang berobat di Pos Kotis, Farida, 38 tahun, tidak menampik jika pengobatan yang diberikan Satgas Pamtas lebih baik ketimbang di Puskesmas. Pasalnya, jika berobat di Puskesmas dokter disana jarang ada, namun jika di Pos Kotis, selalu ada prajurit yang melayani.

“Dokter jarang ada di Puskesmas, cuma ada perawat. Makanya susah kesana, mending disini (Pos Kotis) dilayani kapan saja kita membutuhkan, prajurit satgas dengan senang hati mengobati kita. Bahkan malam hari pun, apabila kita sangat membutuhkan pengobatan, prajurit Satgas melayani kita,” jelasnya.

Baca juga:  Rakyat Indonesia memiliki Sifat Gotong-Royong

Tak Lupakan Tugas Pokok

Meskipun melakukan banyak kegiatan sosial, namun Satgas Pamtas tidak melupakan tugas pokoknya untuk menjaga perbatasan. Beberapa tugas pokok Satgas Pamtas antara lain, mencegah terjadinya pergeseran atau hilangnya patok batas, mencegah segala jenis kegiatan illegal dalam bentuk apapun, mencegah terjadinya penyelundupan senjata dan bahan peledak, serta mencegah terjadinya pelintas batas yang tidak memenuhi persyaratan dalam prosedur yang berlaku.

Entikong – 1

Anggota Satgas Pamtas sedang memeriksa patok perbatasan ke dua negara.

“Patroli patok perbatasan yang biasanya dilakukan dua bulan sekali, kini ditingkatkan menjadi sekali sebulan di wilayah tanggung jawab tiap pos. Itu bagian dari kebijakan Komandan Korem (Danrem) 121/Alambhana Wanawai Brigjen TNI Widodo Iryansyah,” kata Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas Yonif 131/Braja Sakti, Letkol Inf Denny. Patroli patok bisa dilaksanakan sendiri oleh prajurit TNI AD anggota Satgas Pamtas dari RI, namun juga bisa dilaksanakan secara gabungan dengan Tentara Diraja Malaysia (TDM).

Ia juga menjelaskan ada sekitar 2.423 patok di sepanjang 359,45 kilometer perbatasan Indonesia – Malaysia di Kalbar yang tersebar di 30 pos, dijaga oleh 350 prajurit.

Menurut Letkol Denny, Patroli patok yang dilakukan bertujuan untuk menjamin keutuhan wilayah NKRI dengan tidak hilang atau bergesernya patok batas, selain itu juga mencegah adanya impor atau ekspor ilegal melalui jalur tikus. Yang terpenting lagi lanjut Dansatgas Pamtas, dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat di perbatasan, prajurit senantiasa memberikan pemahaman mengenai wawasan kebangsaaan dan ideologi pancasila. “Ini kita lakukan agar masyarakat di perbatasan ini tetap berjiwa merah putih dan mencintai NKRI,” tandas Letkol Denny. (Dispenad)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel