Skip to main content
Berita Satuan

Satgas Yonif 142 Jadikan Pisang Dongkrak Ekonomi di Perbatasan RI-RDTL

Dibaca: 19 Oleh 12 Feb 2020Tidak ada komentar
Satgas Yonif 142 Jadikan Pisang Dongkrak Ekonomi di Perbatasan RI-RDTL
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA – tniad.mil.id- Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat perbatasan, Satgas Pamtas RI-RDTL sektor timur Yonif Raider 142/KJ berikan pelatihan pembuatan kue mengunakan bahan baku buah pisang kepada warga yang berada di Desa Takirin.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonif 142/KJ Letkol Inf Ikhsanudin dalam keterangan tertulisnya di Atambua, Nusa Tenggara Timur, Selasa (11/2/2020).

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini merupakan bagian bentuk kepedulian TNI terhadap kondisi masyarakat desa yang berada di sekitar pos Satgas  Yonif R 142/KJ.

“Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga dari usaha keterampilan rumahan,” Ikhsanuddin.

Ikhsanudin menjelaskan, selain melaksanakan tugas menjaga keamanan wilayah perbatasan RI-RDTL, Satgas Pamtas Yonif R 142/KJ juga memberikan pelatihan kepada warga perbatasan tentang pengolahan makanan berbahan baku buah pisang yang dicampur dengan tepung terigu sehingga dapat diolah menjadi kue atau makanan lainnya.

Kegiatan pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui pemanfaatan hasil tanaman pisang yang berasal dari kebun milik warga.

“Diharapkan makanan olahan tersebut dapat menjadi salah satu upaya Satgas membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan,” papar Ikhsanuddin.

Baca juga:  Satgas Yonif 142 Bangun Halte Bagi Pelajar di Perbatasan RI-RDTL

Selain melaksanakan pengamanan wilayah perbatasan Sektor Timur Indonesia – Timor Leste, tambahnya, Satgas Pamtas Yonif R 142/KJ juga melaksanakan tugas  pembinaan teritorial satuan non komando kewilayahan dengan berbagai macam upaya.

“Ide-ide kreatif yang kami berikan kepada masyarakat, merupakan upaya kami dalam memberikan solusi terhadap kondisi ekonomi warga perbatasan melalui pendekatan-pendekatan kepada masyarakat perbatasan,” tuturnya.

Sementara itu, Maria Bere (40) salah seorang warga Desa Takirin sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan personel Satgas.

“Sebelumnya kami tidak tahu bagaimana cara mengolah pisang hasil kebun kami, karena yang kami jual hanya buahnya saja, dengan diajarkan membuat kue dari bahan baku pisang ini, kami bisa membuat berbagai macam makanan yang enak rasanya dan dapat kami jual di warung-warung, ” ucapnya gembira. (Dispenad)

 

 

 

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel